Teori Warna

 PENDAHULUAN

Warna adalah elemen yang tidak bisa kita lepaskan dalam kehidupan sehari-hari, perkembangan teknologi dan juga sebagai warna cahaya yang bisa disebut sebagai spektrum. Warna juga memiliki simbol dan emosi yang berkaitan dengan makna tertentu sebagai bentuk psikologi warna. Dalam perkembangan seni visual warna merupakan salah satu unsur dasar seperti garis,bentuk, tonalitas, pola serta tekstur.

Warna itu seni, setiap warna memiliki unsur-unsur estetika yang harus di perhatikan dengan seksama karena melalui warna itulah kita dapat membedakan secara jelas keindahan suatu objek. Warna dapat didefinisikan secara subjektif/psikologis yang merupakan pemahaman langsung oleh pengalaman indera penglihatan kita. Secara objektif/fisik warna di proyeksikan dari panjang gelombang (wave length) dan panjang gelombang warna yang masih bisa di tangkap mata manusia sekitar 380-780 nanomete. Cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi sempit dari gelombang elektromagnetik. 

Industri kreatif seperti desain grafis, desain interior, dan desain fashion menggunakan color wheel sebagai acuan dalam menerapkan warna yang digunakan dalam aplikasi. Mereka menerapkan teori warna tersebut untuk mencari keseimbangan warna yang harmonis untuk keperluan penciptaan visual agar lebih menarik dan bisa dinikmati indera mata terkait dengan pemahaman teori warna secara psikis.


JENIS - JENIS WARNA

1. Warna Primer

Warna primer adalah warna utama yang terdiri dari biru, merah, dan kuning. Ketiga warna dasar ini adalah warna yang bisa dikombinasikan dan menghasilkan warna-warna turunan lainnya. Karena pada dasarnya warna primer bukan milik cahaya, tetapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respons fisiologis mata manusia terhadap cahaya 

2. Warna Sekunder

Warna sekunder yaitu, Warna-warna yang dihasilkan dari percampuran warna-warna primer (biru, merah, dan kuning) dalam satu ruang warna seperti:

- Merah + biru = ungu/violet

- Merah + kuning = oranye/jingga

- Kuning + biru = hijau

3. Warna Tersier

Warna tersier merupakan Warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder dalam sebuah ruang warna, contohnya seperti:

- Merah + ungu = merah ungu

- Ungu + biru = ungu biru

- Biru + hijau = hijau biru

- Hijau + kuning = kuning hijau

- Kuning + oranye = oranye kuning

Dari sekian banyak warna,warna dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut dimensinya.Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri. Louis Prang pada 1876 membagi warna menjadi tiga dimensi, yang kemudian disebut The Prang System, yaitu:

a. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dan sebagainya.

b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

c. Intensity, sering kali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

Di antara bermacam sistem warna di atas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

Ditinjau dari sisi rasa terhadap warna, menurut Eko Nugroho warna dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:

a. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun skunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.

b. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bila didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna skunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga.

c. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dan sebagainya. Warna merah mengesankan jarak yang dekat. Tetapi justru barang yang mempunyai warna panas ini radiasinya kecil.

d. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh. Tetapi justru barang yang mempunyai warna dingin ini radiasi panasnya besar.


WARNA SEBAGAI BENTUK EKSPRESIF

Jika fotografer atau pun pembuat film ingin memberikan pengaruh transformatif pada warna alami, maka memerlukan teknik ekstrem yang berfokus pada warna yang ada di depan lensa. Michaelangelo Antonioni menekan dan mengubah warna alami untuk menciptakan apa yang disebut Rudolf Arnheim dalam diskusi tentang film L’Avventura (1960) sebagai “koreksi kosmetik pada kenyataan”. Asumsi mendasar Antonioni adalah bahwa untuk membuat warna mengekspresikan apa pun, perlu untuk memecahkan indeksikalitas hubungan antara objek dan warna yang terkait dengannya.

WARNA SEBAGAI INTERPRETASI (TAFSIR) RASA

Sehubungan dengan pilihan warna individu mereka, fotografer maupun sinematografer harus menggunakan motivasi naratif. Hal ini didasari oleh bagaimana kemudian warna diasosiasikan oleh penonton melalui unsur-unsur keseharian yang dekat dengan kehidupan, dan kemudian menjadi sebuah pemaknaan secara individu.

WARNA DAN VISUALISASI RASA

Salah satu yang mewakili ungkapan emosi adalah rasa. Rasa menjadi penentu akhir untuk mengangkat karakter. Karakter dikuatkan dengan warna agar emosi yang hadir muncul sesuai suasana yang terbangun. Konstruksi ini yang kemudian menjadi wakil kuat dari arah pandang penentu sikap visual terhadap situasi dalam peristiwa agar dapat menjadi representasi rasa yang ada dalam menyikapi peristiwa. Rasa mewakili pandangan subjektif dan objektif untuk memberikan pernyataan dan pemaknaan. Melengkapi bagian rasa, maka tidak lengkap apabila bentuk fisik yang ditangkap secara visual terabaikan. Bentuk fisik juga menjadi bagian yang memberikan dasar permukaan dari warna. Bentuk yang mendasari bagian dari dimensi ruang memperlihatkan segi keindahan, karena memiliki struktur yang menampilkan guratan garis dari setiap unsur bentuk dengan dimensi datar (2 dimensi) dan dimensi isi (3 dimensi). Sehingga bentuk yang memiliki warna dapat memberikan pemaknaan yang berbeda berdasarkan faktor emotif atau membangkitkan emosi, yakni pergeseran makna yang ditandai oleh adanya asosiasi, analogi, maupun perbandingan dalam pemakaian bentuk bahasa.


Kesimpulan

sering kali kita mengabaikan warna, karena keadaan yang kita alami adalah bentuk kesadaran dalam proses penglihatan. Sehingga untuk menandai warna sebagai satu pesan atau makna dibutuhkan pendalaman tentang keberadaan warna itu sendiri. dengan pemahaman teori warna secara mendalam dan lebih detail, dapat dimanfaatkan penerapan teori warna dengan baik sesuai kebutuhan. Permainan warna dengan   yang terstruktur dapat dilakukan dalam industri media visual. Hingga akhirnya kita sadar bahwa warna memiliki makna yang sangat
dalam di kehidupan ini.

Daftar Pustaka

Meilani. 2018. Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana. Jakarta: Binus University

Paksi, Dedih Nur Fajar. 2021. Warna dalam Dunia Visual. Jakarta: Institut Kesenian Jakarta

Sinaga, Andromeda Valentino. Warna Dalam Pengembangan Media Pembelajaran. Makassar: Kemendikbud

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan diri

ANALISIS LAGU "PILU" DALAM SEMIOTIKA